KUMPULAN ASKEB

ASKEB PATOLOGIS

Yang mau Askeb Patologis Silahkan Download dibawah ini :

Gastroentritis

Anemia Ringan

Asfiksia Ringan

Bendungan ASI

Distosia Bahu

Implan

ISPA

Mastitis

Presentasi Bokong

KB Suntik

Asfiksia Sedang

Hiperemesis Gravidarum

ASKEB FISIOLOGIS

1. Kehamilan
Berikut beberapa contoh Askeb Kehamilan Fisiologis,
Kehamilan1
Kehamilan 2
Kehamilan 3
Kehamilan 4

2. Persalinan
Persalinan 1
Persalinan 2
Persalinan 3
Persalinan 4

3. BBL
BBL 1
BBL 2
BBL 3
BBL 4

4. KB
KB 1
KB 2
KB 3
KB 4

5. Nifas
Nifas 1
Nifas 2
Nifas 3
Nifas 4

Peran Gizi dalam Siklus Kehidupan Perempuan

Gizi memiliki peran yang sangat penting bagi perempuan,sejak masih berupa janin hingga usia lanjut. Siklus kehidupan perempuan dibagi dalam tahap 1) masa kecil dan masa anak-anak,2) masaremaja,3) masa reproduksi dan 4)masa akhir kehidupan. Gambar berikut ini menggambarkan sikluskehidupan perempuan secara fisiologis.



Apabila perempuan kekurangan gizi masing-maing tahapan tersebut akan mengalami kerentanan biologis,mudah mengalami gangguan kesehatan. Untuk jelasnya simak ilustrasi berikut ini :

Ada seorang perempuan berusia 35 tahun . Ketika lahir,ibunya mengalami malnutrisi dan bekerja terlalu keras .Wanitatersebut sangat kecil dan berat badannya sangat rendah saat lahir. Selama masa kanak-kanak hanya mendapat sedikit makanan,bahkan lebih sedikit dibanding saudara laki-lakinya.. Ia tidak bersekolah seperti saudara laki-lakinya,tetapi tetap tinggal di rumahbersama ibunya untuk membantu pekerjaan rumah tangga dan menjaga anak.

Menginjak masa remaja ,bentuk tulang-tulang pelvisnya tidak serasi dan ia lebih pendek daripadayangseharusnya. Sesuai tradisi,ia kemudian menikah dan mempunyai bayi pertamanya ketika ia berusia 14 tahun,bahkan sebelum ia berkembang sepenuhnya. Proses melahirkan bayinya sulit,tetapi ia bertahn hidup dan lebih dari itu,suatu kali ia mengalami perdarahan yang begitu banyak sehingga membuat setiap orang khawatir ia tidak dapat pulih kembali. Sejak saat itu ia menderita Anemia,suatu keadaan yang diperburuk dengan adanya cacing di dalam tubuhnya. Pada kehamilan berikutnya ia menderita demam malaria da keguguran.

Seperti ibunya,sebelumnya ia tidak pergi ke pusat kesehatan ketika hamil. Tempat tersebut sangat jauh dan sangat asing. Ia menggunakan bidan tradisiona( Dukun bayi,Pen. ) yang sama dengan yang menolong saat kelahirannya dan yang membntu persalinan kakak perempuannya. Bidan tersebut tidak terlatih dalam kebersihannya dan wanita itu menderita infeksi yang serius setelah melahirkan.

Ia hanya mempunyai sedikit waktu di antara kehamilan-kehamilannya untuk mengembalikan kekuatannya dan setiap saat ia hanya mempunyai sedikit makanan yang cukup.Pada kehamilannya yang terakhir ia sudah kehabisan tenaga.
(Sumber : UNFPA,1989;Hammer,1981)

Itulah gambaran betapa perempuan i yang kurang gizi sejak kanak-kanak akan mengalami kerentanan biologis terutama pada saat masa reproduksi.

Banya faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi baik faktor sosial ekonomi(kemiskinan ) maupun sosial budaya. , Untuk jelasnya Gambarskema atau bagan berikut ini menggambarkan hubungan antara faktor sosial budaya dengan terjadinya malnutrisi pada perempuan.

.



Jadi peranan gizi pada perempuan pada masing-masing siklus kehidupan ialah :
a. Masa bayi dan anak-anak :

Untuk pertumbuhan, kecerdasan,meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah penyakit Jika pertumbuhan kurang baik atau kerdil akibatnya terjadi penurunan kapasitaskerja dan meningkatnya resiko reproduksi yang berbahaya bagi wanita,seperti halnya kesulitan melahirkan dan berat badan lahir rendah. Jika pertumbuhan otak tidak normal,akibatnya tingkat kecerdasan rendah dan perempuan akan sulit bersaing dalam pendidikan. Jika dayatahan tubuhnya rendah akan mengakibatkan rentan terhadap berbagai penyakit.
b. Masa remaja :
Padamasa remaja gizi cukup masih diperlukan untuk pertumbuhan.,sehingga diharapkan pararemaja harus memperhatikan gizinya. Pada remaja perempuan pada masa ini terjadi perubahan-perubahan biologis dengan mengalami haid, sehingga dibutuhkan kecukupan haemoglobin agar tidak terjadi anemia gizi,sebagai akibat kekuarangan zat besi. Pada masa remaja ini sering terjadi remaja perempuan melakukan die yang agak ketat ,sehingga kekurangan gizi. Diet ketat ini biasanya dilakukan karena ingin langsing agar menarik… Perilaku ini tidak benar. . .
c. Masa Reproduksi
Pada masa ini perempuan sering melaksanakan peran ganda baik di l ingkungan keluarga,di samping harus melakukan fungsi utama reproduksi.,sehingga hal ini jelas menimbulkan beban berat, waktu luang Perempuan lebih sedikit dari laki-laki . Oleh karena itu, diperlukan gizi yang cukup untuk kebutuhan reproduksi( kehamilan,laktasi dan menstruasi ) dan kebutuhan energi untuk bekerja.

Sayangnya, di sebagaian masyarakat masih ada diskriminasi terhadap pemberian makanan untuk perempuan,karena adanya anggapan bahwa laki-laki memperoleh jatah makan lebih banyak dari perempuan.. Di lain pihak, karena keterbatasan waktu tidak jarang perempuan jarang makan dan kelelahan mengurangi nafsu makan,sehingga asupan gizi menjadi berkurang. Lebih-lebih kalau mereka termasuk keluarga miskin makin sulit untuk memperoleh makanan yang cukup gizi..
d. Masa Usia lanjut :
Pada masa ini penyerapan makanan cenderung berkurang sehingga apabila gizi : sampai kekurangan gizi,perempuan usia lanjut akan rentan atau mudah kena penyakit. Jadi, peranan makanan bergizi pada masa ini adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan juga memelihara kemampuan otak.

Pesan utama agar perempuan tidak kekurangang gizi:

1. Tingkatkan kemampuan ekonomi keluarga anda dengan menambah penghasilan .
2. Meningkatkan ketersediaan pangan dalam keluarga. Bila anda memiliki halaman luas manfaatkan untuk menanam tanaman pangan yang bergizi, perikanan dan peternakan.
3. Jangan melakukan diskriminasi terhadap perempuan sejak bayi hingga dewasa dalam pemenuhan kebutuhan pangan bergizi. Pada masa-masa tertentu sesuai siklus kehidupan perempuan justru harus mendapatkan perhatian utama untuk pertumbuhan, meningkatkan kesehatan dan untuk kebutuhan melaksanakan fungsi reproduksi.
4. Sediakan menu seimbang dalam kehidupan keluarga Anda sesuai Pedoman Umum Gizi Seimbang.
5. Bagi kaum perempuan sendiri harus memiliki kesadaran pentiingnya memelihara kesehatan dan mencukupi makanan yang memenuhi gizi seimbang.

Selain mewaspadai GIZI KURANG, jangan lupa mewaspadai GIZI LEBIH,yang akan mengakibatkan penyakit Degeneratif seperti kanker,jantung, tekanan darah tinggi, diabetes. Penyakit seperti jantung,tekanan darah tinggi,diabetes juga akan mempengaruhi dalam reproduksi terutama padasaat hamil dan merupakan salah satu faktor kehamilan resiko tinggi.***** (ASTRINI -WS 01 ).

Robot Hamil untuk Latihan Persalinan


Robot Hamil untuk Latihan Persalinan
Info terbaru yang diperoleh dari pertemuan rutin institusi kesehatan bulan desember kemarin, bahwa nantinya jumlah target pertolongan perslinan di pendidikan AKADEMI KEBIDANAN tidak lagi sejumlah 50 pertolongan persalinan mandiri melainkan akan di minimalkan, dengan alasan bahwa manusia hidup, khususnya ibu yang sedang dalam masa inpartu adalah bukan bahan percobaan untuk mahasiswa. Jadi sekarang akan dikembangkan robot hamil yang nantinya akan membantu mahasiswa atau siswa bidan, perawat, kedokteran melakkan latihan pertolongan persalinan.

Cara baru untuk melatih kemampuannya membantu proses persalinan ini tanpa risiko, mereka bisa bebas berlatih mengeluarkan bayi dari kandungan menggunakan sebuah robot peraga.
Robot yang diberi nama Noelle ini memodelkan seorang ibu hamil dan bayi yang ada di dalam kandungannya. Robot juga bisa mengeluarkan respon,
“Dengan alat simulasi latihan ini, kita dapat melakukan tidak hanya persalinan normal, tapi juga kelahiran yang lebih rumit seperti kelahiran sungsang atau melalui operasi caesar,”mahasiswanya kini dapat berlatih dengan situasi yang mirip kelahiran sebenarnya menggunakan manekin ini.
Robot bayi yang ada di dalam kandungan manekin dilengkapi lampu di pipi dan tangannya. Apabila lampu berwarna biru menunjukkan proses kelahiran tidak aman sehingga bayi terancam dan jika menyala berwarna merah muda berarti kelahiran sukses.
Noelle, adalah robot hamil yang mirip wanita hamil sesungguhnya.
Permintaan akan robot mannequin full-sized dan pirang ini meningkat karena beberapa metode persalinan lama mulai ditinggalkan. Bagi mahasiswa kedokteran, untuk mempelajari metode baru tentu lebih baik membuat kesalahan pada robot senilai US$ 20 ribu ketimbang pada wanita sesungguhnya.
Institute of Medicie, National Academy of Sciences memperkirakan sebanyak 98 ribu pasien di Amerika meninggal tiap tahunnya akibat kesalahan medis yang sebenarnya bisa dicegah.
Noelle, yang dibuat oleh perusahaan yang berbasis di Miami, Gaumard Scientific Co. Inc ini harganya berkisar dari US$3.200 untuk model standar hingga US$20 ribu yang cocok untuk simulasi kelahiran.
Robot ini dapat diprogram untuk berbagai komplikasi dan dilasi cervix. Selama beberapa jam berbagai tindakan dapat dilakukan terhadap Noelle, lalu melahirkan bayi atau mengalami kelahiran yang tidak diharapkan dalam waktu sekejap.
Bayi yang dilahirkannya berupa bayi plastik yang dapat berubah warna, dari bayi sehat berwarna merah muda hingga ‘bayi’ yang meninggal kebiruan akibat kekurangan oksigen.
Noelle maupun bayi mannequin ini dihubungkan ke sebuah monitor computer untuk memantau tanda-tanda vital.
Noelle juga dapat memiliki denyut jantung yang nyata, dapat mengeluarkan urin dan bernafas. Jika ia mengalami pendarahan, akan ada sejumlah darah seperti layaknya jika terjadi kelainan saat persalinan.
Menggunakan robot ini merupakan cara yang efektif untuk mempelajari bagaimana menangani pasien tanpa harus membahayakan pasien sesungguhnya

Ini jauh lebih membantu latihan persalinan daripada hanya membaca dari buku atau kuliah sebelum mencoba pertama kalinya langsung kepada pasien. Setiap kali seorang mahasiswa berlatih, mahasiswa lainnya ikut berkerumum di sekelilingnya untuk mengamati aman tidaknya persalinan dengan melihat perubahan pada sensor-sensornya.

Noelle yang dikembangkan Gaumard Scientific Co. yang berpusat di Miami, AS tersedia dengan harga 20 ribu dollar AS. Robot ini hanya dibuat 2.000 buah dan telah terjual sekitar 400 unit di AS.
(Sumber: reuters)
nah, kabar baiknya.., Poltekes kebidanan di Indonesia akan diberikan sumbangan robot ini dari WHO, jadi mereka akan mulai menerapkan latihan persalinan dengan menggunakan robot ini, jadi mahasiswa akan dikatakan layak terjun menolong persalinan secara nyata kalau dia sudah mahir menolong persalinan deangan robot ini, tapi kalau belum mahir mereka tidak akan diijinkan untuk melakukan pertolongan pasien secara nyata, dan untuk pengalaman secara nyata, mahasiswa tidak lagi diwajibkan melakukan target pertolongan persalinan dalam jumlah banyak tapi cukup beberapa kali. Diharapkan nantinya mereka akan terlatih sendiri saat berkali-kali menolong persalinan mandiri secara nayata pada saat dia sudah menjadi bidan atau bekerja.
Berita buruknya, intitusi kebidanan swasta yang ingin mengembangkan kualitas siswanya harus merogoh kocek dalam untuk memiliki robot ini. Tantangannya MAMPUKAH MEREKA ???
mudah-mudahan……

KTI BIdan

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RISIKO TINGGI DI POLINDES KEMUNING DESA TASIKMADU
KECAMATAN PALANG TUBAN

Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan
Menyelesaikan Program Diploma III Kebidanan

Oleh :
IIN NURYATI
NIM : 03.01.015

PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
AKADEMI KEBIDANAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2006

================================================================
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disahkan tanggal 12 Agustus 2006

Mengesahkan
Pembimbing,

SUNARSIH. Dip. Mw. S.Pd.M.Kes
NIP. 140 070 297

Direktur AKBID NU Tuban

SUPARTINI, SKM
NIK. 4511001

==================================================================

PENETAPAN PENGUJI

Karya Tulis ini telah diuji tanggal 12 Agustus 2006.

Penguji Tanda Tangan

Ketua : Yoana Widyasari, SST ____________________
NIK. 45115002

Anggota Penguji : 1. Damarati, SKM ____________________
NIK. 45115004

2. Sunarsih, Dip.Mw.S.Pd.M.Kes ____________________
NIP. 140 070 297

===================================================================

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA
NAMA : IIN NURYATI
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : LAMONGAN, 19 JULI 1983
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
AGAMA : ISLAM
ALAMAT RUMAH : JL. KH. HASYIM ASHARI RT. 02 / RW. 02
KARANG TAWAR LAREN LAMONGAN

PENDIDIKAN
1. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 6 Karang Tawar Lulus tahun 1997
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Muhammadiyah 12 Sendang Lulus tahun 2000
3. Sekolah Menengah Umum Negeri 3 Lamongan Lulus tahun 2003
4. Akademi Kebidanan Nahdlatul Ulama Tuban tahun 2002 sampai sekarang.

vii
RINGKASAN

Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah edema, tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis namun bila disertai edoma di tubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik ibu hamil meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Kabupaten Tuban, mulai bulan Januari sampai dengan Juli 2006.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang periksa di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Kabupaten Tuban pada bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2006. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 20 ibu hamil. Penelitian ini dilaksanakan di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang kabupaten Tuban dengan waktu penelitian mulai dengan bulan Januari sampai dengan Juli 2006.
Analisa hasil penelitian ini dari 20 ibu hamil sebagian besar 15 orang (75%) berusia 20-30 tahun, rata-rata berpendidikan SMA yaitu 10 orang (10%) dan mayoritas tidak bekerja sebanyak 18 orang (90%). Didapatkan pula 12 orang (60%) berpengetahuan cukup. Berdasarkan usia paling banyak 8 orang (40%) berusia 20-30 tahun berpengetahuan cukup dan mayoritas sebanyak 11 orang (55%) tidak bekerja berpengetahuan cukup.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan respon dan paling banyak terdapat pada usia reproduksi dengan latar belakang pendidikan SMA. Sedangkan dilihat dari pekerjaan didapatkan paling banyak tidak bekerja. Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi adalah mempunyai pengetahuan cukup. Dari hasil penelitian yang diperoleh maka ibu hamil disarankan untuk kontrol secara rutin dan lebih meningkatkan pengetahuannya lebih baik lagi.

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Kabupaten Tuban”.
Dalam pembuatan karya tulis ini tidak lepas dari kesulitan serta hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya karya tulis ini selesai pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Miftahul Munir, SKM, M.Kes, selaku penanggung jawab Akademi Kebidanan Nahdlatul Ulama Tuban.
2. Supartini, SKM, selaku direktur Akademi Kebidanan Nahdlatul Ulama Tuban
3. Bidan Luluk Agus Sulis, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
4. Sunarsih, Dip, Mw, S.Pd, M.Kes, selaku Pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam meluangkan waktunya untuk memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan serta saran dalam pembuatan karya tulis ini.
5. Diah Restuning Lailis, Amd. Keb, selaku Pembimbing II
6.
ixBapak, Ibu, Adik dan Kakak tercinta atas segala do’a dan dukungan yang sangat berarti dalam menempuh pendidikan AKBID NU Tuban
7. Semua teman-temanku yang telah membantu dalam terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Responden yang telah banyak membantu penulis yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan isinya.
Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini berguna bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

Tuban, Agustus 2006
Penulis

x
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL LUAR ……………………………………………………………………………………….. i
SAMPUL DALAM ……………………………………………………………………………………. ii
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………………… iv
LEMBAR PENETAPAN PENGUJI …………………………………………………………….. v
LEMBAR PERSEMBAHAN ……………………………………………………………………… vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………………………. vii
RINGKASAN ………………………………………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….. xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………………… xiv
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………………………. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………… 3
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………… 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan …………………………………………………………………….. 5
2.2 Kehamilan………………………………………………………………………. 13
2.3 Konsep Dasar Kehamilan Risiko Tinggi………………………………… 13

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual……………………………………………………….. 23
xi
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian………………………………………………………………. 25
4.2 Kerangka Kerja………………………………………………………………. 26
4.3 Populasi, Sampel, sampling………………………………………………… 26
4.4 Identifikasi dan Definisi Operasional…………………………………….. 28
4.5 Instrumen Penelitian………………………………………………………….. 29
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………………. 30
4.7 Prosedur Penelitian dan Pengumpulan Data…………………………… 30
4.8 Cara Analisa Data……………………………………………………………. 30
4.9 Etika Penelitian………………………………………………………………… 31
4.10 Keterbatasan…………………………………………………………………… 31

BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Penelitian ……………………………………………………………….. 32
5.1.1 Data Umum ………………………………………………………………. ….. 32
5.1.2 Data Khusus ……………………………………………………………… ….. 34

BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan ………………………………………………………………. ….. 37
6.1.1 Umur ……………………………………………………………………….. ….. 37
6.1.2 Pendidikan…………………………………………………………………. ….. 38
6.1.3 Pekerjaan …………………………………………………………………. ….. 38
6.1.4 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi………….. 39
6.1.5 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi
berdasarkan Umur ……………………………………………………… ….. 40
6.1.6 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risko Tinggi
berdasarkan Pendidikan ………………………………………………. ….. 41
6.1.7 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi
berdasarkan Pekerjaan ………………………………………………… ….. 41

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….. ….. 43
7.1.1 Karakteristik Ibu Hamil ……………………………………………….. ….. 43
7.1.2 Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Kehamilan Risiko Tinggi ………………………………………………. ….. 43
7.2 Saran ……………………………………………………………………………. 43

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1. Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Hamil tentang
…………… Kehamilan Risiko Tinggi ……………………………………………………………. 28
Tabel 5.1. Distribusi Responden berdasarkan Umur Responden di
…………… Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban ………… 32
Tabel 5.2 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Responden di
…………… Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban ………… 33
Tabel 5.3 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan Responden di
…………… Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban ………… 33
Tabel 5.4 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
…………… Responden di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu
…………… Kecamatan Palang Tuban ………………………………………………………….. 34
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang
…………… Kehamilan Risiko Tinggi berdasarkan Umur di Polindes
…………… Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban ……………………. 34
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang
…………… Kehamilan Risiko Tinggi berdasarkan Pendidikan di Polindes
…………… Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban ……………………. 35
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang
…………… Kehamilan Risiko Tinggi berdasarkan Pekerjaan di Polindes
…………… Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban ……………………. 36

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Resiko Tinggi…………….. 23
Gambar 4.1 Kerangka Kerja
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi……………. 26

xivDAFTAR SINGKATAN

AKI :. Angka Kematian Ibu
Amd Keb :. Ahli Madya Kebidanan
ASEAN :. Association of South East Asian Nation
Dip Mw :. Diploma Midwifery
Dkk :. Dan Kawan-kawan
M. Kes :. Master Kesehatan
Nim :. Nomor Induk Mahasiswa
Ny. :. Nyonya
PT :. Perguruan Tinggi
SD :. Sekolah Dasar
SKM :. Sarjana Kesehatan Masyarakat
SMA :. Sekolah Menengah Atas
SMP :. Sekolah Menengah Pertama
S.Pd :. Sarjana Pendidikan
% :. Prosentase
< :. Kurang dari > :. Lebih dari
å :. Jumlah

xv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan
Lampiran 2 : Pengantar Informed Consent
Lampiran 3 : Formulir Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Informed Consent
Lampiran 5 : Kuesioner
Lampiran 6 : Kunci Jawaban
Lampiran 7 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 8 : Karakteristik Ibu Hamil
Lampiran 9 : Rekapitulasi Data

xvi

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RISIKO TINGGI DI POLINDES KEMUNING DESA TASIKMADU
KECAMATAN PALANG TUBAN

Oleh :
IIN NURYATI
NIM. 03.01.015

PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
AKADEMI KEBIDANAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2006

ii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Prawirohardjo, 2002: 89). Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis. Namun bila disertai edema ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi. Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan fisiologis yaitu tanda Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan permukaan perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan kehamilan tapi dapat merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa (Mansjor, dkk, 2001: 252).
Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak jaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Soekidjo Notoatmodjo, 2005:10).
Mortalitas dan mordibitas pada wanita hamil adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50 %. Kematian wanita subur usia disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin sebenarnya lebih dari 50% kematian di negara berkembang (Prawirohardjo, 2002: 3).
Ibu hamil di negara-negara Afrika dan Asia selatan menghadapi risiko untuk mengalami kematian saat hamil dan melahirkan sekitar 200 kali lebih besar dibandingkan risiko yang dihadapi ibu di negara maju. Karena angka fertilitas di negara berkembang lebih tinggi maka rentang risiko di Afrika I diantara 6000. tiap tahun terdapat dari 150 juta ibu hamil di negara berkembang. Sekitar 500.000 diantaranya akan meninggal akibat penyebab kehamilan, dan 50 juta lainnya menderita karena kehamilannya mengalami komplikasi (Widyastuti, 2003: 1).
Menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia ke dalam perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya sekitar 50% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Keadaan ibu sejak pra hamil dapat mempengaruhi terhadap kehamilannya, penyebab tak langsung kematian ibu ini antara lain adalah amenia, kurang energi kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu “ muda / tua, sering dan banyak (Prawirohardjo, 2003: 6).
Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 AKI di Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35/1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi baru lahir (Neonatal) sekitar 20/1.000 kelahiran hidup (Depkes RI 2004)
Pada laporan tahunan tahun 2005 Dinas kesehatan Tuban jumlah hamil dengan risiko tinggi baru sebanyak sampai 4088 orang, yaitu di Puskesmas sebanyak 798 orang, di Puskesmas pembantu sebanyak 258 orang, di Polindes sebanyak 2145 orang, di Posyandu sebanyak 378 orang dan di Rumah sebanyak 509 orang.
Jumlah ibu hamil di Polindes kemuning Tasikmadu tahun 2005 sebanyak 64 orang, yang tergolong risiko tinggi sebanyak 20 orang (45,6%). Sedangkan yang tidak tergolong risiko tinggi sebanyak 44 orang (54,4%).
Dari hasil survey di atas peneliti ingin mengetahui seberapa pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi, untuk itu peneliti melakukan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah adalah Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan
1.3.2. Tujuan Khusus.
1.3.2.1.Mengidentifikasi karakteristik ibu hamil meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.
1.3.2.2.Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang pengertian, tanda dan macam-macam kehamilan risiko tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan baru tentang perawatan antenatal, khususnya pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi.
1.4.2. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan sebagai acuan dalam pembuatan penelitian adik kelas selanjutnya.
1.4.3. Bagi Profesi
Diharapkan dapat memberikan masukan bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya konseling tentang pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi.
1.4.4. Bagi Masyarakat
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas tentang pengetahuan, kehamilan dan konsep dasar kehamilan risiko tinggi.

2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003: 126).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003: 127).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
2.1.2.1 Tahu (Know)
5Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “Tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan rendah, untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2.1.2.2 Memahami (Compresiension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpul kan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
2.1.2.3 Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (Problem Solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
2.1.2.4 Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
2.1.2.5 Sintesis (Synthesisi)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada. Misalnya : dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang kekurangan gizi, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo, 2003: 128).

2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan
2.1.3.1 Cara Tradisional untuk Memperoleh Pengetahuan
Cara ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistimatik dan logis. Cara penemuan pengetahuan ini antara lain :
a. Cara coba-salah ( Trial and Error )
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah / coba-coba.
b. Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Misalnya, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum jamu. Dari sejarah kita ketahui dan kita pelajari bahwa kekuasaan raja zaman dulu adalah mutlak, sehingga apapun yang keluar dari mulut raja adalah kebenaran yang mutlak dan harus diterima oleh masyarakat atau rakyatnya.
Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas atau kekuasaan ahli ilmu pengetahuan.
c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.
d. Melalui Jalan Pintas
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia. Cara berfikir manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus. (Notoatmodjo 2002:8).
2.1.3.2 Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih popular disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Balon (1561–1626). Ia adalah seorang tokoh yang mengembangkan metode berfikir induktif. Mula-mula ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklarifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum. Kemudian metode berfikir induktif yang dikembangkan oleh Balon dilanjutkan oleh Deobold Van Dollen. Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan obyek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni :
a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.
b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul saat dilakukan pengamatan.
c. Gejala yang muncul secara Gravitasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu (Notoatmodjo, 2002: 10)
2.1.4 Karakteristik Ibu Hamil.
2.1.4.1 Umur
Adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2001).
Menurut Hanafi (2002) umur dibedakan menjadi :
a. Umur <> 30 tahun menghentikan atau mengakhiri kehamilan.
2.1.4.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. (Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam, 2001). Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. (Notoatmodjo, 1993). Pendidikan mempengaruhi proses belajar, menurut IB Marta (1997), makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan diklasifikasikan menjadi :

1) Pendidikan tinggi : Akademi / PT
2) Pendidikan sedang : SLTP / SLTA
3) Pendidikan rendah : SD / tidak sekolah
Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa. Sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997, dikutip Nursalam, 2001). Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, pencerna pesan dan informasi yang disampaikan (Effendi, 1998).
2.1.4.3 Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian. Masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memperoleh informasi (Depkes RI, 1996). Dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak waktu dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang (Notoatmodjo, 1997).
Pekerjaan diklasifikasikan menjadi :
1. Bekerja : buruh, tani, swasta dan PNS
2. Tidak bekerja
2.2 Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2002: 89).

2.3 Konsep Dasar Kehamilan, risiko tinggi
2.3.1 Definisi
Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 1998 : 33).
2.3.2 Termasuk Kehamilan Risiko Tinggi
2.3.2.1 Menurut Puji Rochyati (2005)
Keadaan ibu hamil :
a. Terlalu muda, hamil 1<> 35 tahun
c. Terlalu lama hamil lagi ( > 10 tahun )
d. Terlalu cepat hamil lagi ( <> 35 tahun.
g. Terlalu pendek <> 30 th
Kuesi oner
ordinal
2
Pendidikan
Tingkatan sekolah yang didapatkan berdasarkan pengakuan ibu hamil dalam menjawab kuesioner
Rendah
Menengah
Tinggi
1. SD,SMP
2. SMA
3. Akademi
/PT
Kuesi oner
ordinal
3
Peker jaan
Pernyataan ibu hamil dalam menjawab pertanyaan yang menyatakan pekerjaan
Bekerja

Tidak bekerja
1. Buruh
2. Swasta
3. PNS/TNI
4. Tidak
kerja
Kuesi oner
Nomi nal
4
Pengetahuan ibu hamil tentang kehami lan risiko tinggi
Pemahaman ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi berdasarkan hasil menjawab kuesioner
1. Pengetahuan ibu hamil tentang pengertian kehamilan risiko tinggi
2. Pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda kehamilan risiko tinggi
3. Pengetahuan ibu hamil tentang macam -macam kehamilan risko tinggi
1. baik
76-100%
2. Cukup
56-75%
3. Kurang
< n =” x”> 30 Tahun
1 orang
15 orang
4 orang
5%
75%
20%

Jumlah
20 orang
100%

32Berdasarkan tabel 5.1 di atas umur responden kurang dari 20 tahun yaitu 1 orang (5%), responden antara 20-30 tahun yaitu 15 orang (75%), responden yang berumur lebih dari 30 tahun adalah 4 orang (20%).
b. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan pendidikan formal yang pernah ditempuh responden diperoleh data sejumlah 20 orang. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan disajikan tabel 5.2 berikut ini :
Tabel 5.2. Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban bulan Januari sampai Juli 2006.

No
Tingkat Pendidikan
Jumlah Responden
Prosentase
1
2
3
4
SD
SMP
SMA
Akademi / PT
4 orang
6 orang
10 orang
0 orang
20%
30%
50%
0%

Jumlah
20 orang
100%

Berdasarkan tabel 5.2 tingkat pendidikan SD yaitu 4 orang (20%), SMP yaitu 6 orang (30%), SMA yaitu 10 orang (50%) dan Akademi/PT tidak ada.
c. Pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu akan disajikan pada tabel 5.3 sebagai berikut :
Tabel 5.3. Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaannya di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban, bulan Januari sampai Juli 2006.

No
Pekerjaan
Jumlah Responden
Prosentase
1
2
3
4
Buruh
Swasta
PNS / TNI
Tidak Bekerja / IRT
1 orang
1 orang
0 orang
18 orang
5%
5%
0%
90%

Jumlah
20 orang
100%
Berdasarkan tabel 5.3 di atas pekerjaan ibu sebagai buruh adalah 1 orang (5%), swasta 1 orang (5%), PNS/TNI tidak ada, tidak bekerja/IRT adalah 18 orang (90%).
Pengetahuan tentang Kehamilan Risiko Tinggi
Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban.
Tabel 5.4. Distribusi Responden berdasarkan tingkat Pendidikan di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban, bulan Januari sampai Juli 2006.

No
Keterangan
Jumlah Responden
Prosentase
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
5 orang
12 orang
3 orang
25%
60%
15%

Jumlah
20 orang
100%

Dari 20 responden didapatkan pengetahuan dengan keterangan baik yaitu 5 orang (25%), keterangan cukup yaitu 12 orang (60%) dan responden dengan pengetahuan kurang yaitu 3 orang (15%).
5.1.2 Data Khusus
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi berdasarkan Umur
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi berdasarkan Umur di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban,
bulan Januari sampai Juli 2006.
No
Umur (Tahun)
Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Kehamilan Risiko Tinggi
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
Σ
%
Σ
%
Σ
%
Σ
%
1
2
3
<> 30
0
4
1
0
20
5
1
8
3
5
40
15
0
3
0
0
15
0
1
15
4
100
100
100

Jumlah
5
25
12
60
3
15
20
100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 20 responden terdapat paling banyak yaitu 15 orang (75%) yang berumur antara 20-30 tahun dan dari jumlah tersebut paling banyak yaitu 8 orang (40%) berpengetahuan cukup.
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi berdasarkan tingkat Pendidikan
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi berdasarkan Tingkat Pendidikan di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban, bulan Januari sampai Juli 2006.

No
Tingkat Pendidikan
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
Σ
%
Σ
%
Σ
%
Σ
%
1
2
3
4
SD
SMP
SMA
Akademik/PT
0
1
4
0
0
5
20
0
1
5
6
0
5
25
30
0
3
0
0
0
15
0
0
0
4
6
10
0
100
100
100
100

Jumlah
5
25
12
60
3
15
20
100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 20 responden terdapat paling banyak yaitu 10 orang (50%) yang berpendidikan SMA dan dari jumlah tersebut paling banyak yaitu 6 orang (30%) berpengetahuan cukup.

Pengetahuan ibu hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi berdasarkan pekerjaan di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban, bulan Januari sampai Juli 2006.

No
Jenis Pekerjaan
Pengetahuan ibu hamil tentang Kehamilan Risiko Tinggi
Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
Σ
%
Σ
%
Σ
%
Σ
%
1
2
3
4
Buruh
Swasta
PNS/TNI
Tidak Bekerja/IRT
0
0
0
5
0
0
0
25
1
0
0
11
5
0
0
55
0
1
0
2
0
5
0
10
1
1
0
18
100
100
100
100

Jumlah
5
25
12
60
3
15
20
100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 20 responden terdapat paling banyak yaitu 18 orang (90%) yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan dari jumlah tersebut paling banyak yaitu 11 orang (55%) berpengetahuan cukup.

BAB 6
PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan
Pada bab ini akan membahas tentang hasil penelitian secara khusus tentang karakteristik ibu hamil meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan serta tentang pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi.
6.1.1 Umur
Dari tabel 5.1 didapatkan bahwa paling banyak ibu hamil pada usia reproduksi yaitu 15 orang (75%). Didapatkan pula ibu hamil usia > 30 tahun sebanyak 4 orang (20%) sedangkan ibu hamil pada usia <>30 tahun kemungkinan hal ini terjadi karena kurang mengertinya masalah kesehatan reproduksi.
37
6.1.2 Pendidikan
Dari tabel 5.2 didapatkan bahwa paling banyak ibu hamil mempunyai latar belakang pendidikan SMA sebanyak 10 orang (50%). Didapatkan pula ibu hamil yang berpendidikan SMP sebanyak 6 orang (30%) sedangkan yang berpendidikan SD sebanyak 4 orang (20%).
Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang rendah (Mochtar, 1998). Adanya tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit mencerna pesan atau informasi yang disampaikan (Effendy, 1998) sedangkan menurut IB Mantra (1997) makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Koentjoroningrat, 1997. dikutip Nursalam, 2001).
Hasil penelitian mendukung teori yang ada. Hal ini mungkin dikarenakan responden memiliki pengalaman dan wawasan yang luas sehingga ia mampu dengan mudah menerima informasi baik informasi yang didapat dari media cetak, media elektronik ataupun informasi yang diterima dari petugas kesehatan.
6.1.3 Pekerjaan
Dari tabel 5.3 didapatkan bahwa paling banyak ibu hamil tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu 18 orang (90%) sedangkan ibu hamil yang bekerja sebanyak 2 orang dengan prosentase 10%.
Tingkat fleksibilitas kerja yang rendah menjadikan wanita sulit untuk menyesuaikan diri dengan jadwal pekerjaan kantor dan tugas di rumah (Horlock, 1997). Bekerja merupakan kegiatan yang menyita waktu bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991 dikutip oleh Nursalam dan Siti Pariani, 2001). Kehamilan bukan merupakan halangan untuk bekerja asalkan sesuai dengan kemampuan dan tidak melakukan kegiatan yang dapat membahayakan kelangsungan kehamilan (Manuaba, 1998).
Hasil penelitian mendukung teori yang ada karena sebagian besar ibu hamil tidak bekerja, sehingga mempunyai peluang lebih banyak untuk berisitirahat dari pada responden yang bekerja.
6.1.4 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Resiko Tinggi
Dari tabel 5.4 didapatkan bahwa dari 20 ibu hamil sebagian besar yaitu 12 orang (60%) mempunyai pengetahuan cukup, yang berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (25%) sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (15%).
Pengetahuan diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 1997) Upaya untuk merubah perilaku seseorang dalam bidang kesehatan dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan (Effendy, 1998).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi cukup baik dimana hal ini dipengaruhi oleh pendidikan dan usia responden.
6.1.5 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Resiko Tinggi Berdasarkan Umur
Dari tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa paling banyak ibu hamil yaitu 15 orang (75%) yang berumur antara 20-30 tahun dengan pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (40%) yang berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (20%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang (15%).
Menurut teori Hurlock yang dikutip Nursalam dan Siti Pariani (2001) semakin cukup usia tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, kemampuan berpikir kreatif mencapai puncaknya dalam usia dua puluhan. Karena pada hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu hamil dengan pengetahuan cukup pada usia 20-30 tahun tingkat pengetahuan yang bervariasi tersebut selain dipengaruhi oleh umur, menurut Nasrul Effendy (1998) juga ada faktor lain di antaranya adalah pengalaman ibu hamil secara langsung dan informasi yang diperoleh dari poster, media cetak meliputi majalah, buletin, surat kabar serta media elektronik melalui radio, komputer maupun televisi.
Dari hasil penelitian yang didapat sesuai dengan teori dimana semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir.
6.1.6 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Resiko Tinggi Berdasarkan Pendidikan
Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 20 ibu hamil terdapat paling banyak yaitu 10 orang (50%) yang berpendidikan SMA. Dari pendidikan SMA yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (30%) sedangkan yang berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (20%).
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kuncoro Ningrat (1997) dikutip Nursalam (2001) yaitu semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki.
Dari hasil penelitian yang didapatkan sesuai dengan teori. Hal ini mungkin dikarenakan responden memiliki pengalaman dan wawasan yang luas sehingga ia mampu dengan mudah menerima informasi baik informasi yang didapat dari media cetak, media elektronik ataupun informasi yang diterima dari petugas kesehatan sehingga pengetahuan yang dimiliki cukup baik.
6.1.7 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Resiko Tinggi Berdasarkan Pekerjaan
Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 20 ibu hamil diperoleh paling banyak ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu 18 orang (90%) dengan pengetahuan cukup sebanyak 11 orang (55%) dan pengetahuan baik sebanyak 5 orang (25%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (10%).
Dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga berkurang (Notoatmodjo, 1997).
Dari hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan teori di atas dimana ibu hamil banyak yang tidak bekerja sehingga apabila ada informasi baru yang didapatkan oleh bidan atau tenaga kesehatan dapat disampaikan dengan mudah pada responden.

BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu Kecamatan Palang Tuban dengan responden 20 ibu hamil diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
7.1.1 Karakteristik Ibu Hamil
Responden paling banyak terdapat pada usia reproduksi yaitu umur antara 20-30 tahun (Usia produktif) dengan latar belakang pendidikan SMA sedangkan dilihat dari pekerjaan didapatkan paling banyak ibu hamil sebagai ibu rumah tangga.
7.1.2 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Resiko Tinggi
Dalam penelitian ini didapatkan pengetahuan ibu hamil tentang pengertian kehamilan risiko tinggi, macam dan tanda kehamilan risiko tinggi adalah cukup.

7.2 Saran
Dari hasil penelitian di atas maka harapan yang ingin peneliti sampaikan adalah agar:
1.
43Ibu hamil periksa atau kontrol secara rutin pada bidan atau tenaga kesehatan yaitu minimal 4 kali selama kehamilan agar banyak mendapat informasi tentang risko tinggi kehamilan.
2. Ibu hamil meningkatkan pengetahuannya menjadi lebih baik lagi mendapatkan informasi dari media cetak, elektronik atau dari tenaga kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (1998) Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Rinika Cipta. Jakarta.

Buku Kesehatan Ibu Dan Anak Propinsi Jawa Timur, 2002 Bakti Husada

Depkes RI, (2001) Rencana Strategi Nasional.

Effendy, Nasrul (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.

Manuaba. Ida Bagus Gde (1998) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta

Manjoer. Arif. Triyanti, Kaspuji dkk (2001) Kapita Selekta Kedokteran Jilid I media Aesculopius Jakarta.

Nazir, Moh. Ph.D (2003) Metode Penelitian Gholia Indonesia. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo (2002) Metodologi Penelitian Kesehatan Rineka Cipta. Jakarta.

—————————– (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Rineka Cipta Jakarta

—————————– (2003) Ilmu Kesehatan Masyarakat EGC. Jakarta.

Nursalam. (2003) Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono (2002) Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonotal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Sugiono. Dr. (1999) Metode Penelitian Bisnis ALFABETA. Bandung.

Widyastuti. Palupi (2003) Perawatan Ibu Dan Bayi. EGC. Jakarta.

Lampiran 5
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk Pengisihan Kuesioner :
1. Tulislah tanggal pengisihan sesuai dengan tanggal ibu mengisi kuesioner
2. Nomor responden diisi oleh peneliti
3. Beri tanda ( x ) pada jawaban yang anda anggap paling benar
4. Bila pada pengisihan kuesioner kurang jelas, ibu dapat bertanya pada peneliti
No Responden : …………………………………
Tanggal Pengisihan : …………………………………
A. Karakteristik Ibu Hamil Diisi Petugas
1. Berapa umur saat ini ?
a. < 20 tahun
b. 20 – 30 tahun
c. > 30 tahun
2. Pendidikan terakhir ibu
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Akademia / PT
3. Pekerjaan ibu
a. Buruh
b. Swasta
c. PNS / TNI
d. Tidak bekerja / ibu rumah tangga

B. Pertanyaan tentang Pengetahuan
1. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi ?
a. Kehamilan dengan riwayat jelek
b. Kehamilan kembar atau ganda
c. Kehamilan dengan letak lintang
d. Keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi
2. Menurut ibu, Ibu hamil katakan risiko tinggi apabila umur ibu ?
a. Kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun
b. Kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
c. Lebih dari 20 atau kurang dari 35 tahun
d. Kurang dari 15 tahun atau lebih dari 25 tahun
3. Sepengetahuan anda ibu hamil dikatakan risiko tinggi apabila tinggi badannya ?
a. Kurang dari 150 cm.
b. Kurang dari 145 cm.
c. Lebih dari 150 cm.
d. Lebih dari 145 cm.
4. Dibawah ini termasuk kehamilan resiko tinggi, menurut anda yang tidak termasuk kehamilan risiko tinggi adalah …
a. Umur lebih dari 35 tahun
b. Tinggi badan 160 cm.
c. Jumlah anak 8 orang
d. Jarak kehamilan pertama dan kedua 12 tahun
5. Menurut anda Ibu hamil dikatakan resiko tinggi apabila menderita penyakit ?
a. Malaria
b. Influensa
c. Diare
d. Mual-mual
6. Apa yang ibu ketahui tentang pengaruh tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm terhadap proses persalinan?
a. Melahirkan dengan normal
b. Melahirkan dengan mudah
c. Kesulitan mengejan
d. Kesulitan melahirkan

7. Menurut ibu hamil yang dikatakan keracunan kehamilan apabila tekanan darahnya
a. > 160/100 mmHg
b. 150/90 mmHg
c. 120/80 mmHg
d. 90/60 mmHg
8. Menurut pengetahuan ibu, ibu yang mempunyai tekanan darah tinggi pre eklamasi berat apabila ada tanda-tanda ?
a. Kejang-kejang
b. Perdarahan
c. bengkak pada kaki
d. bengkak pada tangan
9. Menurut Ibu, bengkak yang dikatakan masih normal adalah ?
a. Seluruh tubuh
b. Kaki dan tangan
c. Kaki saja
d. Muka dan kaki
10. Menurut Ibu paling sedikit ibu hamil periksa kehamilan berapa kali?
a. 3x selama hamil
b. > 5x selama hamil
c. 2x selama hamil
d. 1x pada 3 bulan pertama, 1x pada 3 bulan kedua, 2x pada bulan terakhir
11. Menurut pengetahuan ibu, umur berapakah ibu dianjur mengakhiri kehamilan?
a. 25 tahun
b. > 35 tahun
c. > 20 tahun
d. > 27 tahun

12. Menurut pengetahuan ibu, ibu hamil dikatakan risiko tinggi apabila letak janinnhya ?
a. Letak lintang
b. Letak kepala
c. Letak tangan
d. Letak kaki
13. Menurut pengetahuan ibu, lamanya hamil yang dikatakan tidak normal apabila lebih dari?
a. 6 bulan
b. 7 bulan
c. 10 bulan
d. 8 bulan
14. Menurut ibu jarak kehamilan antara anak pertama dan kedua tidak boleh lebih dari?
a. 10 tahun
b. 3 tahun
c. 5 tahun
d. 8 tahun
15. Di bawah ini termasuk kehamilan risiko tinggi apabila ibu menderita penyakit tersebut, menurut ibu penyakit apa yang tidak termasuk dalam kehamilan risiko tinggi?
a. Malaria
b. TBC paru
c. Diare
d. Kencing manis (diabetes)
16. Wanita yang masih muda, dianjurkan menunda kehamilannya menurut ibu pada usia berapakah wanita dianjurkan menunda kehamilannya?
a. < 15 tahun
b. 20 tahun
c. < 25 tahun
d. > 20 tahun
17. Menurut pengetahuan ibu jumlah anak tidak boleh lebih dari?
a. > 2
b. 2 anak saja
c. > 3
d. 4 atau lebih
18. Menurut pengetahuan ibu jarak anak pertama dengan anak kedua tidak boleh kurang dari?
a. 5 tahun
b. 10 tahun
c. 2 tahun
d. 7 tahun
19. Di bawah ini termasuk risiko tinggi dalam kehamilan, menurut ibu yang tidak termasuk risiko tinggi kehamilan adalah?
a. Hamil kembar
b. Kehamilan letak lintang
c. Kehamilan letak kepala
d. Umur > 35 tahun
20. Menurut ibu, ibu hamil dikataka risiko tinggi, apabila pernah melahirkan dengan?
a. Bidan
b. Dukun
c. Operasi sesar
d. Perawat

Lampiran 6

JAWABAN

1. D 11. B
2. A 12. A
3. B 13. C
4. B 14. A
5. A 15. C
6. D 16. A
7. A 17. D
8. A 18. C
9. C 19. C
10. D 20. C

FAKTOR PENYEBAB TIDAK TERCAPAINYA TARGET CAKUPAN PERSALINAN OLEH BIDAN


Faktor Ekonomi

Menurut Depdikbud (1993) adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, pendistribusian dan perdagangan). “Ekonomi adalah segala kegiatan yang bisa menghasilkan uang, prinsipnya ekonomi adalah modal yang sekecil-kecilnya menghasilkan untung yang sebesar-besarnya. Sedangkan menurut Depkes (2001) sesuai dengan hukum ekonomi, semakin tinggi pendapatan penduduk, maka semakin tinggi pula pengeluaran yang dibelanjakan.

Tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga dapat dilihat dengan jelas melalui besarnya pendapatan yang diterima rumah tangga. Data mengenai pendapatan rumah tangga yang diperoleh dari survei sosial ekonomi nasional menggunakan pendekatan pengeluaran rumah tangga sebagai indikator produksi. Karena dengan semakin tinggi persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran rumah tangga perbulan, menunjukkan semakin rendahnya tingkat ekonomi penduduk (Depkes RI., 2001).

Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Lampung tahun 2000 penggolongan tingkat ekonomi dibedakan menjadi : a) rendah (di bawah Rp. 325.000,-/bulan), b) sedang (Rp. 325.000,- s/d 700.000,- / bulan) c) tinggi (lebih Rp. 700.000,-/ bulan).

Keluarga dengan tingkat ekonomi tinggi, biasanya ingin mendapat pelayanan yang baik dan tempat pelayanan yang bagus sedangkan tingkat ekonomi menengah dan rendah, biasanya mereka tidak memperdulikan tempat, hal-hal penunjang pelayanan lainnya, yang terpenting adalah pelayanan baik (Depkes. 1996).

Faktor Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap atau tatalaku atau kelompok orang dalam usaha manusia melalui upaya pengajaran dan proses, perbuatan, cara mendidik (Depdikbud, 1993). Sedangkan menurut Syahlan (1996) pendidikan adalah uapay untuk memberi pengetahuan kepada anggota masyarakat tentang kesehatan sehingga terjadi perubahan perilaku yang positif yang tirus meningkat terhadap kesehatan diri, keluarga dan masyarakat.

Keluarga yang berpendidikan tinggi akan cepat awas terhadap perubahan kesehatan keluarganya. Mereka yang berpendidikan tinggi akan segera mencari bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan. Keluarga yang berpendidikan rendah pada umumnya pasrah bila gangguan kesehatan menimpa anggotanya. Mereka akan meminta bantuan bila masalah kesehatan sudah berat (Shaylan, 1996).

Menurut Depkes (1996) rendahnya tingkat pendidikan dan buta huruf pada wanita menyebabkan ibu-ibu tidak mengetahui tentang perawatan selama hamil, bersalin, perawatan bayi dan semasa nifas. Tingkat pendidikan penduduk baru mencapai rata-rata. Proporsi tamat SLTP, SLTA dan perguruan tinggi menurun drastis terutama untuk wanita.

Pendidikan sangat mempengaruhi sikap ibu dalam memilih kepada siap aia akan meminta pertolongan dalam hal persalinan. Adapun tingkat pendidikan yang akan diteliti disini meliputi SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi.

Faktor sosial budaya

Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan akal budi manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat, keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalaman dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya (Depkes. RI., 1996).

Menurut Depkes (1998) Budaya adalah nilai yang telah dihayati atua diamati oleh seorang atau kelompok masyarakat yang selanjutnya membentuk sikap mental atau pola berpikir yang dapat mewarnai pola tingkah laku atau perilaku dalam berbagai aspek kehidupan.

Keadaan sosial budaya di Indonesia menempatkan peristiwa kehamilan dan melahirkan bukan hanya sebagai urusan pribadi antara ibu dan suami dengan pelayan kesehatan, tetapi juga menjadikan urusan pihak lain seperti keluarga, kerabat bahkan penduduk di wilayah tempat tinggalnya. Melahirkan pada dasarnya sangat ketat dengan norma, adat istiadat setempat yang sangat beragam dan sering tidak menguntungkan dilihat dari segi kesehatan (Intraksi, 2000).

Budaya Indonesia yang menghormati orang tua memberi pengaruh kepada pengambilan keputusan dalam keluarga, kehadiran orang tua di dalam keluarga juga mempengaruhi dalam upaya kesehatan keluarga. Misalnya ibu yang akan melahirkan dapat dipengaruhi oleh orang tua dalam mengambil keputusan apakah lebih baik melahirkan di rumah atau di rumah sakit (Syahla, 1946).

Faktor Bidan

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan (Permenkes RI, No. 900/Menkes/SK/VII/2002). Sedangkan menurut Syahlan (1996) bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa harus berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. Dalam memberikan pelayanan kebidanan faktor sosial budaya turut mendapat perhatian. Di dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil dan bersalin agar diupayakan tidak bertentangan dengan kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan dan agama di masyarakat.

Agar seluruh tugas dan fungsi dan agama di masyarakat, seluruh efektif, bidan harus mengupayakan hubungan yang efektif dengan masyarakat, salah satu kunci keberhasilan hubungan yang efektif adalah komunikasi. Upaya lain bidan dalam melakukan tugasnya mempromosikan dirinya dengan menampilkan kepribadian yang berlaku di masyarakat. Untuk dapat menampilkan kepribadian yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku, bidan harus mempelajari sosial budaya, struktur pemerintahan, adat istiadat, kepercayaan dan agama (Depkes. 1996).

Menurut Interaksi (2000) penelitian dari comunity health and nutrition research laboratory faculty of medicine Gajah Mada University di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah (1997) mengungkapkan fakta mengapa ibu tidak atau engan meminta pertolongan persalinan kepada bidan sebagai berikut : jarak jauh, sering tidak ditempat, bidan masih muda, alat tidak lengkap, bidan kurang sabar, kurang kemampuan medis, tidak melaksanakan adat dan sering dirujuk. Sedangkan keinginan atau harapan ibu tentang bidan adalah sedia tinggal di masyarakat, bersikap dewasa, tenang, sabar, menghormati tradisi, ongkosnya murah dan mampu melaksanakan uapacara adat.

judul KTI (contoh…)

Disini saya akan memberikan bantuan kepada seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan yang kesulitan dalam mengerjakan tugas akhir (KTI). Berikut adalah contoh-contoh judul nya.


1. PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B DI POSYANDU ………… TAHUN 2004

2. TINJAUAN PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM ………………… TAHUN 2004

3. GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PAPSMEAR DI USKESMAS ……………… KECAMATAN ………………….. TAHUN 2004

4. GAMBARAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST PARTUM DENGAN TINDAKAN OPERASI SEKSIO SESAREA TERHADAP PENGELUARAN LOCHEA DAN PERCEPATAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RSU. ……………………… TAHUN 2004

5. TINJAUAN EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB PIL DI ………………………….

6. PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KONTRASEPSI VASEKTOMI DI LINGKUNGAN II KELURAHAN …………… KECAMATAN …………….

7. PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGGANTI AIR SUSU IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ……………………… TAHUN 2004

8. PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS PELAKSANA PENANGANAN PENDERITA NAPZA TENTANG PENATALAKSANAAN NAPZA DI PANTI REHABILITASI …………… TAHUN 2004

9. DETERMINAN PEMBERIAN KONSUMSI BUAH SEGAR PADA BALITA DI POSYANDU ………………….

10. KECEMASAN PASANGAN SUAMI ISTRI DENGAN INFERTIL PRIMER DI RUMAH BERSALIN …………………..

11. PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI NIFAS DI RUANG KEBIDANAN RSU . …………………… TAHUN ………….

12. PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR KB PIL TENTANG EFEK SAMPING PIL ORAL KOMBINASI (POK) DI KELURAHAN …………………. TAHUN 2004

13. GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOPROVERA DI …………………… KECAMATAN ………………… TAHUN 2004

14. GAMBARAN PERSYARATAN MINIMAL FASILITAS PELAYANAN AKDR DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS ………………… KECAMATAN …………………. KABUPATEN …………….

15. KARAKTERISTIK EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA ……………… KECAMATAN ……………….. KABUPATEN ………………… TAHUN 2004

16. PENGETAHUAN IBU TENTANG ABORTUS INCOMPLETUS DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM ……………………….. TAHUN 2004

17. TINJAUAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) KOLOSTRUM PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUANG KEBIDANAN RSU …………………….. TAHUN 2004

18. GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG MANAJEMEN AKTIF KALA III DI RSUD. …………………….. TAHUN 2004

19. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN AKSEPTOR BARU KELUARGA BERENCANA ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI PUSKESMAS …………………..

20. PENGETAHUAN DAN SIKAP DUKUN TERLATIH DALAM MENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS ……………… KECAMATAN …………….. KABUPATEN ………………

21. PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG KEHAMILAN DI BPS ………………. TAHUN 2004

22. FAKTOR-FAKTOR ALASAN IBU MENGGANTI KONTRASEPSI PIL DENGAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS ……………….. TAHUN 2004

23. GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB AKSEPTOR TIDAK MELANJUTKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI RB …………………… TAHUN 2004

24. PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG RAWAT GABUNG DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM …………………….. TAHUN 2004

25. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERLALU DINI DI DESA ………………… TAHUN 2004

26. KARAKTERISTIK KANKER SERVIKS DI RUANG KEBIDANAN RSUD ………………..

27. TINJAUAN PENYEBAB DILAKUKANNYA CURETTAGE DI RUMAH SAKIT UMUM ……………… TAHUN 2003

28. PENGETAHUAN TENTANG ISPA PADA IBU YANG MEMILIKI BALITA SAKIT ISPA YANG BEROBAT KE PUSKESMAS ………….

29. TINJAUAN PELAKSANAAN KEGIATAN PONDOK SAYANG IBU (PSI) DI DESA BADAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………..

30. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN BIDAN TENTANG MANAJEMEN AKTIF KALA III DI WILAYAH PUSKESMAS……………………..

31. DETERMINAN PEMANFAATAN TENAGA BIDAN DESA DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………..

32. PENGETAHUAN WANITA PRA-MENOPAUSE TENTANG GEJALA-GEJALA FISIK MENOPAUSE DI KELURAHAN …………………..

33. PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KONTRASEPSI VASEKTOMI DI LINGKUNGAN II KELURAHAN ………………..

34. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE DI SMP ………………. TAHUN 2004

35. DETERMINAN IBU TIDAK MENIMBANGKAN BALITANYA DI POSYANDU MELATI KELURAHAN …………………

36. GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A DI KELURAHAN ……………….. WILAYAH KERJA PUSKESMAS ………………. TAHUN 2004

37. PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PADA BAYI USIA 0 – 12 BULAN DI KELURAHAN …………… WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………….

38. PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU POST SEKSIO SESAREA TENTANG MOBILISASI DINI DI RUMAH BERSALIN ……………. TAHUN 2004

39. STUDI TENTANG MOTIVASI MAHASISWI MEMILIH PROFESI BIDAN DI PROGRAM STUDI KEBIDANAN ………………. TAHUN 2003 – 2004

40. KARAKTERISTIK IBU YANG MENYAPIH BAYI DI BAWAH USIA 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………. TAHUN 2004

41. PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMU …………….

42. PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG ANEMIA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS ………………..

43. SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL DI PUSKESMAS ………………. KECAMATAN………………. TIMUR 2004

44. PELAKSANAAN RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA OLEH TENAGA KESEHATAN DI RUMAH BERSALIN ……………….

45. PENGETAHUAN IBU PRIMIPARA TENTANG MASA NIFAS DI RUMAH BERSALIN ………………… TAHUN 2004

46. PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMU TENTANG SEKSUALITAS PADA REMAJA DI SMU …………………..

47. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU USIA 45 – 55 TAHUN TENTANG MENOPAUSE DI DESA ………………. TAHUN 2004

48. PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA AWAL TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SLTPN ……………………..

49. PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM ………………….

50. PENGETAHUAN SISWA KELAS II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI ………….. MENGENAI BAHAYA ROKOK TAHUN 2006

51. PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS …………………. TAHUN 2006

52. PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT USIA 15 – 39 TAHUN MENGENAI MITOS, DISKRIMINASI DAN STIGMASI TERHADAP HIV/ AIDS DI ………………. TAHUN 2006

53. PENGETAHUAN REMAJA TENTANG ABORSI PADA SISWI KELAS II SMA ……………TAHUN 2006

54. PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN MENSTRUASI DAN PENATALAKSANAANNYA PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI ……………… TAHUN 2006

55. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………..

56. GAMBARAN IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ……………… TAHUN 2006

57. PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIS PALSU DI BPS …………… TAHUN 2006
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………… TAHUN 2006

58. GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA WANITA KELAS II TENTANG DIET SEIMBANG DI ……………..

59. GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DI PUSKESMAS ………………….. TAHUN 2006

60. PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III OLEH BIDAN DI PUSKESMAS ……………

61. PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TENTANG PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A DI PUSKESMAS ……………… TAHUN 2006

62. PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMA ……………. TAHUN 2006

63. PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK KEHAMILAN REMAJA DI SMA …………………….. TAHUN 2006

64. PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG PERKEMBANGAN ORGAN SEKS SEKUNDER PADA MASA PUBERTAS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI …………………….. TAHUN 2006

65. DETERMINAN TIDAK DILAKUKANNYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MELALUI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) OLEH REMAJA PUTRI KELAS II DI …………………….. TAHUN 2006

66. PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG TEHNIK MENGEJAN YANG BENAR SAAT PERSALINAN DI BPS …………………….. TAHUN 2006

67. KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN BALITA BERAT BADAN DI BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI DESA …………………….. TAHUN 2006

68. TINJAUAN PENATALAKSANAAN GIZI BURUK PADA BALITA OLEH TENAGA KESEHATAN DI …………………….. TAHUN 2006

69. PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN DI DESA …………………….. TAHUN 2006

70. PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI PADA SISWI KELAS II SMP ……………………..

71. PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B1 SEGERA SETELAH LAHIR DI RUMAH BERSALIN …………………….. PERIODE FEBRUARI – APRIL TAHUN 2006.

72. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI ANAK PERTAMA TENTANG ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ……………………..

73. KARAKTERISTIK SUAMI DENGAN IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2006

74. ALASAN IBU MELAKUKAN PENYAPIHAN ANAK KURANG DARI 2 TAHUN DI POSYANDU ……………………..

75. GAMBARAN TEKNIK MENYUSUI MINGGU PERTAMA PADA IBU PRIMIPARA DI BIDAN PRAKTEK SWASTA …………………….. TAHUN 2006

76. PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS …………………….. TAHUN 2006

77. PEMANTAUAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SEJAHTERA V WILAYAH KERJA PUSKESMAS ……………………..

78. GAMBARAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU DESA MUARA GADING MASWILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2006

79. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU HAMIL TIDAK MELAKUKAN SENAM HAMIL DI BPS CH. SUDILAH KECAMATAN METRO BARAT KOTA METRO TAHUN 2006

80. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN FISIOLOGIS DAN KEPUTIHAN PATOLOGIS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …………………….. 2006

81. DETERMINAN IBU HAMIL TIDAK MELAKUKAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID ( TT ) LENGKAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ……………………..

82. KETERAMPILAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK MAHASISWI TINGKAT II PROGRAM STUDI KEBIDANAN …………………….. DI LAHAN PRAKTEK TAHUN 2006

83. PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) …………………….. TAHUN 2006

84. PENGETAHUAN IBU MENGENAI KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) DI PUSKESMAS ……………………..

85. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PRAMENOPAUSE TENTANG OSTEOPOROSIS DI DESA …………………….. TAHUN 2006

86. PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT II TENTANG PARTOGRAF DI PRODI KEBIDANAN …………………….. TAHUN 2007

87. PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU ……………………..

88. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PERAWATN BAYI PREMATUR OLEH TENAGA KESEHATAN DI RUANG ANAK RSU …………………….. TAHUN 2007

89. PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN …………………….. TAHUN 2007

90. FAKTOR-FAKTOR RENDAHNYA PENGGUNAAN IMPLANT DI KELURAHAN …………………….. TAHUN 2006

91. PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA-TANDA PERSALINAN SEMU DI KLINIK …………………….. TAHUN 2007

92. GAMBARAN SIKAP DAN TINDAKAN AKSEPTOR KB DALAM MENGATASI EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN (INJECTABLES) DI BPS …………………….. TAHUN 2007

93. PERILAKU REMAJA PUTRI DALAM MENANGANI KEPUTIHAN DI SEKOLAH MENENGAH UMUM NEGERI …………………….. TAHUN 2007

94. GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN ASI PADA SATU HARI PERTAMA DI RB …………………….. TAHUN 2007

95. PENGETAHUAN DUKUN TERLATIH TENTANG TIGA BERSIH DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN DI DESA …………………….. TAHUN 2007

96. PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ALAT KONTRASEPSI SELAMA LAKTASI DI KELURAHAN …………………….. TAHUN 2007

97. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA MASTITIS PADA IBU POSTPARTUM DI BPS …………………….. TAHUN 2007

98. KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

99. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDAK TERATURNYA SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWA TINGKAT IIB PROGRAM STUDI KEBIDANAN …………………….. TAHUN 2007

100. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG MANAJEMEN LAKTASI PADA PERIODE POSTNATAL DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK …………………….. TAHUN 2007

101. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KEIKUTSERTAAN SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA ……………………..

102. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

103. PENATALAKSANAAN PIJAT BAYI OLEH DUKUN PIJAT BAYI PADA BAYI USIA 3-7 BULAN DI DESA …………………….. TAHUN 2007

104. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PRE MENSTRUAL SYNDROM (PMS) PADA WANITA USIA 25-35 TAHUN DI KAMPUNG …………………….. WILAYAH PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

105. KARAKTERISTIK IBU DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM DI RUANG KEBIDANAN RSUD …………………….. TAHUN 2006

106. GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXYPROGESTERONE ASETAT (DMPA) DI RB ……………………..

107. HUBUNGAN ANTARA SUAMI PEROKOK DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

108. FAKTOR-FAKTOR RENDAHNYA CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL YANG KE-EMPAT (K4) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2006

109. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KETUBAN PECAH DINI DI RUANG KEBIDANAN RSUD …………………….. TAHUN 2006

110. GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN EKSTRAKSI VAKUM DI RSUD. …………………….. TAHUN 2006.

111. GAMBARAN AKTIVITAS SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DESA …………………….. TAHUN 2007

112. GAMBARAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III OLEH BIDAN DI RUANG BERSALIN RSUD …………………….. TAHUN 2007

113. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN PEMBERIAN ASI PADA IBU DI DESA …………………….. TAHUN 2007

114. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PRE-OPERASI SEKSIO SESAREA DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM …………………….. TAHUN 2007

115. GAMBARAN PASANGAN USIA SUBUR YANG TIDAK MENGIKUTI KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN …………………….. TAHUN 2006

116. PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENANGGULANGAN NYERI PERSALINAN NON FARMAKOLOGIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

117. PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS I SMP TENTANG PUBERTAS DI SMP …………………….. TAHUN 2007

118. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MELAHIRKAN DI BIDAN DI DESA ……………………..

119. KARAKTERISTIK KEJANG DEMAM PADA ANAK DI RUMAH SAKIT UMUM …………………….. TAHUN 2007

120. TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KIA OLEH BIDAN DI PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

121. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

122. PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DALAM PENATALAKSANAAN MANAJEMEN RUJUKAN PADA IBU BERSALIN DENGAN KELAINAN OBSTETRI DI WILAYAH PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

123. FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA AKSEPTOR IUD DI DESA …………………….. TAHUN 2007

124. GAMBARAN PENATALAKSANAAN PEMBERIAN ASI PADA IBU SEKSIO SESARIA DI RSU. …………………….. TAHUN 2007

125. GAMBARAN PERAN SERTA KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI KAMPUNG …………………….. WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

126. PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG DAMPAK PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN DI DESA …………………….. WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

127. GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KANKER PAYUDARA DI SMA NEGERI …………………….. TAHUN 2007

128. FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGETAHUAN REMAJA AWAL TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMP …………………….. TAHUN 2007

129. GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA KLIMAKTERIUM TENTANG MENOPAUSE DI …………………….. TAHUN 2007

130. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KUNJUNGAN NEONATAL DI BPS …………………….. TAHUN 2007

131. GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSI DAN EKLAMPSI DI RUANG KEBIDANAN RSUD …………………….. TAHUN 2006

132. FAKTOR-FAKTOR RENDAHNYA KUNJUNGAN BALITA DI POSYANDU ……………………..

133. GAMBARAN PUSKESMAS MAMPU PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS ……………………..

134. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI KURANG DARI 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

135. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERDARAHAN ANTEPARTUM DI …………………….. TAHUN 2007

136. PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG TEKNIK PRENATAL BREASTCARE, POSTNATAL BREASTCARE DAN TEKNIK MENYUSUI DI RB …………………….. TAHUN 2007

137. KECEMASAN TERHADAP PERUBAHAN FISIK WANITA USIA 45-55 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI …………………….. TAHUN 2007

138. KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

139. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB PETUGAS KESEHATAN TIDAK MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

140. GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN INFERTIL TENTANG INFERTILITAS DI DESA ……………………..

141. TINJAUAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT NON PNEMONIA PADA BALITA USIA 2 BULAN – 5 TAHUN DI PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

142. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA AKSEPTOR KB KONDOM DI PUSKESMAS …………………….. TAHUN 2007

143. PENGETAHUAN SISWA KELAS II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 NATAR MENGENAI BAHAYA ROKOK TAHUN 2006

144. PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS METRO TAHUN 2006

145. PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT USIA 15 – 39 TAHUN MENGENAI MITOS, DISKRIMINASI DAN STIGMASI TERHADAP HIV/ AIDS DI LINGKUNGAN V WILAYAH 15 B TIMUR KELURAHAN IMOPURO METRO TAHUN 2006

146. PENGETAHUAN REMAJA TENTANG ABORSI PADA SISWI KELAS II SMA KARTIKATAMA METRO TAHUN 2006

147. PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN MENSTRUASI DAN PENATALAKSANAANNYA PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI MADRASAH ALIYAH NEGERI I METRO TAHUN 2006

148. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARSARI KECAMATAN METRO UTARA

149. GAMBARAN IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARSARI KECAMATAN METRO UTARA TAHUN 2006

150. PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIS PALSU DI BPS MARTHA KOTA GAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN 2006

151. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARSARI KECAMATAN METRO UTARA TAHUN 2006

152. GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA WANITA KELAS II TENTANG DIET SEIMBANG DI MAN 2 METRO

153. GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DI PUSKESMAS PEKALONGAN KECAMATAN PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2006

154. PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III OLEH BIDAN DI PUSKESMAS WAY URANG KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

155. PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TENTANG PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A DI PUSKESMAS METRO TAHUN 2006

156. PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMA TELADAN METRO TAHUN 2006

157. PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK KEHAMILAN REMAJA DI SMA KARTIKATAMA METRO TAHUN 2006

158. PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG PERKEMBANGAN ORGAN SEKS SEKUNDER PADA MASA PUBERTAS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 METRO TAHUN 2006

159. DETERMINAN TIDAK DILAKUKANNYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MELALUI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) OLEH REMAJA PUTRI KELAS II DI MAN 2 METRO TAHUN 2006

160. PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG TEHNIK MENGEJAN YANG BENAR SAAT PERSALINAN DI BPS SUKATMI PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2006

161. KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN BALITA BERAT BADAN DI BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI DESA MUARA GADING MAS KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2006

162. TINJAUAN PENATALAKSANAAN GIZI BURUK PADA BALITA OLEH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS SUKARAJA NUBAN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2006

163. PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN DI DESA MUARA GADING MAS KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI LAMPUNG TIMUR TAHUN 2006

164. PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI PADA SISWI KELAS II SMP NEGERI 3 METRO

165. PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B1 SEGERA SETELAH LAHIR DI RUMAH BERSALIN DO’A IBU PURBOLINGGO PERIODE FEBRUARI – APRIL TAHUN 2006.

166. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI ANAK PERTAMA TENTANG ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS METRO

167. KARAKTERISTIK SUAMI DENGAN IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS METRO KECAMATAN METRO PUSAT KOTA METRO TAHUN 2006

168. ALASAN IBU MELAKUKAN PENYAPIHAN ANAK KURANG DARI 2 TAHUN DI POSYANDU BINTANG SEMBILAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALAPA TANJUNG KARANG PUSAT

169. GAMBARAN TEKNIK MENYUSUI MINGGU PERTAMA PADA IBU PRIMIPARA DI BIDAN PRAKTEK SWASTA A GANJAR AGUNG KECAMATAN METRO BARAT TAHUN 2006

170. PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS SUWARNI SUKARAJA NUBAN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2006

171. PEMANTAUAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SEJAHTERA V WILAYAH KERJA PUSKESMAS IRING MULYO KELURAHAN IRINGMULYO METRO TIMUR

172. GAMBARAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU DESA MUARA GADING MASWILAYAH KERJA PUSKESMAS LABUHAN MARINGGAI TAHUN 2006

173. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IBU HAMIL TIDAK MELAKUKAN SENAM HAMIL DI BPS CH. SUDILAH KECAMATAN METRO BARAT KOTA METRO TAHUN 2006

174. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN FISIOLOGIS DAN KEPUTIHAN PATOLOGIS DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 METRO TAHUN 2006

175. DETERMINAN IBU HAMIL TIDAK MELAKUKAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID ( TT ) LENGKAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS YOSOMULYO KECAMATAN METRO PUSAT

176. KETERAMPILAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK MAHASISWI TINGKAT II PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO DI LAHAN PRAKTEK TAHUN 2006

177. PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) JUNAIRAH KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN 2006

178. PENGETAHUAN IBU MENGENAI KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) DI PUSKESMAS IRING MULYO METRO TIMUR

179. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PRAMENOPAUSE TENTANG OSTEOPOROSIS DI DESA TAMAN BOGO KECAMATAN PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2006

cinta= menunggu bus

Sebuah bis datang, dan kau bilang, “Wah…terlalu sumpek dan panas, nggak bisa duduk nyaman nih! aku tunggu bis berikutnya aja deh”

Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, “Aduh bisnya kurang asik & kurang gaul nih, dan kok gak cakep begini… nggak mau ah..”

Bis selanjutnya datang, cool, bersih, keren, dan kau berminat, tapi dia seakan-akan tidak melihatmu, tidak memperdulikanmu, dan melewatimu begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang,

“Nggak ada AC nih, gua bisa kepanasan”. Maka kamu membiarkan bis keempat pergi..

Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor. Ketika bis kelima datang, kau sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kau tuju!

Dan kau baru sadar telah menyia – nyiakan waktumu sekian lama..

Moral dari cerita ini, sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar ‘ideal’ untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kau pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.

Tidak ada salahnya memiliki persyaratan untuk ‘calon’, tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita. Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kau masih bisa berteriak ‘Kiri !’ dan keluar dengan sopan.

Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kau benar-benar menemukan bis yang kosong, kau sukai dan bisa kau percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kau dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu. Untuk dia memberi kesempatan kau masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.

Jadi, Bis seperti apa yang kau tunggu?